Tepat
di Hari Yudisium mahasiswa Fakultas Dakwah, Selasa, 10 September 2013. Hanya
ada dua anggota keluarga JLK* yang mampu menempuhnya, yaitu Maria dan Asrina,
keduanya mendapat nilai istimewa. Setelah acara selesai, kami berkumpul di
kantin Jami’ah arah ke bundaran depan gedung Rektorat. Hanya ada Aku, Maria,
Makmur, Iqbal dan Asrina.
dari kiri Makmur, Asrina, Aku, Maria dan Iqbal |
Tanpa kuduga,
seorang Maria yang memang mempunyai jiwa seorang leadership memulai sebuah pembicaraan
yang kami sebut kata sambutan kecil-kecilan dengan salam. Ada satu hal yang
sangat perlu menjadi kesimpulan, walaupun kata ini sudah ku pahami maknanya,
tapi jauh lebih bermakna ketika seorang
Maria Effy Yana, S.sos,I yang mengatakannya.
“Kita adalah apa yang kita Fokuskan.
Fokus skripsi, dapat skripsi. Fokus MKIQ (prestasi) maka dapat prestasi. Fokus
cari uang, maka dapat uang. Dan Fokus dengan Cinta (seorang cewek), maka ....”
Ia berhenti di kalimat itu, tak usah diteruskan kami sudah tahu jawabannya.
Kesemua
kefokusan yang ia sebutkan itu ditujukan masing-masing untuk kami berlima.
Mungkin tak perlu kuperjelas fokus apa untuk siapa. Yang jelas, memang kita
sesuai apa yang kita fokuskan selama ini. Dan tidak disangka-sangka, tiba-tiba
Asrina nyelutuk dengan suara yang hampir tak terdengar, “Aku fokus dua-duanya,
skripsi dapat, cinta beres.”
Terserah
apa kata Asrina, walaupun ia merasa berhasil dua-duanya. Aku hanya mendukung
urusan perkuliyahannya saja, tidak dengan urusan percintaan yang belum waktunya
itu (maaf harus tegas). Aku tak yakin jika ia benar-benar mendapat
kebahagiannya yang sebenarnya, mungkin ini semua hanya kebahagiaan semu saja.
Karena dari satu kesimpulan lain hasil perbincangan kami, masalah “cinta”
adalah masalah yang paling rata-rata menyebabkan depresi tingkat tinggi dan
berefek terhadap perkuliyahan, ngak hanya cowok, cewek pun juga terjangkit.
Muhasabah
kali ini sungguh bermakna, betul-betul merenungi perjalanan kami selama ini.
Kenapa hari ini bisa begini, kenapa hanya ada Maria dan Asrina saja yang dapat
Yudisium alias wisuda tepat waktu. Dan kenapa anggota JLK mulai sedikit
berpencar di semester akhir, salah satunya juga karna cinta lokasi (maaf harus
tegas lagi). Ini yang dari dulu aku mewanti-wantinya, tapi terjadi juga. Namun
kami semua berharap, keluarga JLK bisa langgeng hingga kami mempunyai pasangan
dan anak masing-masing. Akan ada silahturrahmi reunian nantinya. Kami sedang
membanyangkan 5,10 atau 15 tahun kedepan. Aku akan mengenalkan anak-anakku
kepada sahabat sekaligus keluarga JLK ku. Harapanku, semoga ukhwah diantara
kita tak hanya berlangsung di dunia saja, tapi lebih dari itu ia harus langgeng
hingga akhirat kelak.
Kini
kami kembali memulai mengeratkan ikatan yang sempat longgar ini. Kita harus
saling mengingatkan dalam berbuat kebaikan, bukan hanya senang-senang saja
bersama-sama. Dan satu lagi pesan dari kata sambutan Makmur Dimila, seorang
anak muda Aceh dengan kemampuan menulis diatas rata-rata remaja diusianya, “Dengan
bersama-sama, kita jauh lebih bisa menghasilkan sesuatu yang besar...” Tak ku
teruskan, karena ia menyebutkan mimpi besar itu. Kalaupun bisa menjadi
kenyataan, biarlah menjadi surprise dari kami warga JLK.
***
Adapun pesan moral dari muhasabah
hari itu, jauhi cinta terlarang yang belum waktunya. Biarlah ia indah pada
saatnya. Karena kita sesuai dengan ke fokusan diri. Fokus padahal negatif, maka
negatif yang akan didapat, fokus pada hal positif, maka positiflah yang akan
kita dapatkan. Kita bisa melihat gambaran diri kita 5 tahun ke depan dengan
melihat diri kita hari ini, dengan siapa kita bergaul, apa yang kita lakukan,
apa yang kita baca, dan apa yang kita fokuskan. Sangat parah, jika kita belum
menemukan satu kefokusan, dan fokus yang dimaksud adalah fokus positif.
Sekarang tanyakan pada diri sendiri, bagaimana dengan diri ini?
*JLK= jurusan KPI, konsentrasi Jurnalistik
*JLK= jurusan KPI, konsentrasi Jurnalistik